Sabtu, 20 Desember 2014

Kau Masih Hutan Raya


Padahal beratus ruas jalan yang terhubung satu sama lain di depan kanan kiri dan belakang.
Tapi tak ubahnya semua tampak seperti buntu, tak satupun titik persumbuan jalan-jalan itu yang dapat menjadi tempat bertumpu dan dapat menjadi penanda persinggahan walau sesaat.
Semuanya tampak gelap dan buntu, tak ubahnya tersesat di hutan raya. Ya hutan raya, yang disesaki pohon2 besar yang mewartakan keangkuhan dan penolakan. Yang dipenuhi semak-semak belukar dengan duri-durimya yang tajam menyayat-nyayat hati.
Tak ada gelagat yang bisa menjadi asa untuk sekadar memantik api pada ranting-ranting kering yang dibahasi hujan. Tak ada sejumput harapanpun atas sejengkal tanah untuk mendirikan tenda tempat berteduh.
Semua makhluk binatang dan serangga hutan menunjukkan sikap garang siap menerkam, memangsa dan mengkuliti tubuh gersang menggigil dan ruh sunyi.
Kau benar-benar masih bersifat Hutan raya. Hingga akhirnya percik cahaya kilat halilintar memandu ke arah muasal pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar