Sabtu, 06 Desember 2014

Diriku

ketika aku jauh dari siapapun di peradaban ini,
bulan, bintang, dan maksud hati kecil yg mulai berkumandang,
seperti topeng dan salam permintaan,
butiran air itu jatuh tanpa salah,
nurani yg mulai kosong
serta bagian hitam indra penglihatan yg mulai rabun tanpa maksud,
memberiku tanya akankah telapakku masih bisa merasakan hangatnya beribu untaian maaf, masihkah senyum ihlas itu dapat dinikmati wajahku,
haruskah aku mempercayai isarat gagak hitam dikegelapan waktu itu akan hadirnya murka untukku,
lantas apa salah tak terdugaku, apa salah yg tak aku ketahui atas diriku,
lantas apa salah pelupuk kesedihan hingga ia harus selalu mendampingi sang perasa yg mulai mati oleh gumpalan kebencian yg berjalan beriringan dg mulut tak bertanggung jawab,
aku tau tuhan bukan temanku waktu itu,
aku tau waktu bukan tujuanku, namun, selama matamu dan mataku belum bertatapan hingga mereka saling mengenal, maka maaf untukku tak usah kau beri...". . ."...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar